Tuesday, May 29, 2012


BAB II

Meldixie meringis menahan terik matahari, dia bergegas memasuki halaman gedung baru Lonal Universe, tangan kanannya menggenggam erat secarik kertas putih berlogo burung hantu dengan mahkota sembilan bintang emas berkilauan. Logo Lonal Universe. Mendadak senyum Meldixie terkembang, raut mukanya secerah cuaca di Bulan Juli, matanya tak beranjak dari papan pengumuman di tengah halaman itu. Acara inagurasi jatuh pada hari ke tujuh di bulan kedua tahun ini. Dan itu berarti tiga minggu lagi.

Sebenarnya Meldixie hanya meyakinkan diri saja. Surat yang diterimanya kemarin sore sudah mengabarkan terlebih dulu kabar bahagia itu, namun ia merasa tidak puas bila tak melihat langsung pengumuman di rotunda Lonal Universe. Sebagai salah seorang pengajar, Inagurasi adalah sebuah prestasi sendiri baginya. Setelah inagurasi ini, Meldixie sudah bisa memegang murid-murid berbakat yang siap diberikan ilmu olah jiwa sesuai dengan keahliannya. Meldixie adalah pengajar pada Ordo Holapoursa yang berorientasi penyembuhan orang sakit. Dia sangat menyukai keahliannya, lebih humanis, baginya sangat  mulia orang yang membantu penyembuhan penyakit dan meringankan beban penderitaan orang lain.

Selain Holapoursa, masih ada delapan ordo lainnya yang tergabung di Lonal Universe. Ada Ordo Fixarsity yang mengajarkan cara mengusir roh jahat dari tubuh orang dewasa. Ordo Otramsity mengajarkan cara mengusir roh jahat dari tubuh anak-anak. Ordo Konartaxy mengajarkan cara pengendalian diri, Ordo Bancoursa mengajarkan cara penghapusan dosa, Secret Order mengajarkan cara menguak rahasia kuno, Ordo Trancturior melatih murid menjadi ksatria tangguh yang siap berperang, Ordo Documene mengajarkan cara menyimpan rahasia abadi, dan Ordo Ecospara mengajarkan muridnya cara berbicara dengan binatang. 
Kesembilan ordo itu mempunyai kelebihan masing-masing. Para pengajar di setiap ordo haruslah menjadi Saudara. Persaudaraan setiap ordo inilah yang dikehendaki Lonal Universe. Tujuannya hanya satu, menciptakan persaingan sehat tanpa syak wasangka di setiap ordo untuk membina murid-murid yang berkemampuan dan bijak bestari.

Awalnya Meldixie tak peduli dengan semua kata-kata jumawa Sang Raha, bagi Meldixie sudah sangat bersyukur dia dapat bergabung dibawah bendera Lonal Universe. Meski kini tengah banyak kasak kusuk tak sedap tentang Sang Raha, sungguh Meldixie tak ambil pusing. Meski usianya baru diawal kepala tiga, mata bathin Meldixie sangatlah bening, selain itu ia pun dianugerahi sepasang telinga sebagai indera pendengaran yang sangat peka. Ia dapat mendengar dengan jelas gumaman seseorang dalam satu ruangan yang sama.

Sebuah tepukan halus mengagetkan lamunan Meldixie. Segera ia berbalik memunggungi papan pengumuman itu, matanya bersirobok dengan seorang laki-laki muda berseragam sama seperti dirinya. Tampangnya cengengesan, mukanya berkeringat, rupanya ia telah berlari lari kecil menuju halaman rotunda itu saat mengetahui Meldixie ada disana.

“Hai....” sapanya
 “Synathriaaaa...... apa kabar?” Meldixie setengah menjerit senang menatap laki-laki itu
“hehehe... kamu ngapain panas-panasan disini? Jadwal inagurasi ya? Wahhhh..... hebattt...” Synathria tak memperdulikan pertanyaan Meldixie, dia malah segera memberondongnya dengan pertanyaan lain
“ah kau ... mentang-mentang sudah, ngeledek deh....”
“oh... No... bukan itu, aku sungguhan kok, Selamat ya....” tampang Synathria tulus, tangannya terulur ke arah Meldixie, Meldixie menyambut hangat, senyumnya terkembang, dia tahu Synathria bisa dijadikan sahabat, bisa diandalkan. Meldixie merasa tidak perlu menggunakan indera keenamnya untuk mengetahui kejujuran laki-laki yang satu ini.

Meldixie masih ingat jelas saat pertama ia bertemu Synathria. Waktu itu Meldixie masih berstatus Asisten Professor Zara, dan Synathria menjadi Asisten Professor Tadata Sancturia. Keahlian Synathria sebagai penguak rahasia kuno dan simbolog membuatnya segera mendapatkan inagurasi setelah Professor Sancturia menjabat sebagai Pimpinan Lonal Universe. Kesibukan Prof. Sancturia membuatnya tidak bisa mengajar murid-murid lagi, karena hal ini seluruh mandat mengajar Prof. Sancturia dengan sendirinya jatuh pada Synathria. Akan halnya Meldixie, meski keahliannya sebagai penyembuh orang sakit tidak pernah meragukan siapapun, ia mesti menunggu sampai Professor Zara “tidak mampu” untuk mengajar lagi. Hal ini sudah sangat lumrah terjadi di Lonal Universe, dimana proses kaderisasi akan terbentuk dengan cara yang senatural mungkin. Jika bukan karena sang senior yang meninggal dunia, kaderisasi akan terjadi jika sang senior sudah merasa tidak mampu karena keterbatasan yang menyebabkan ia tidak dapat mengajar lagi.

“Sudah tahu kabar terkini?” lagi-lagi Synathria mengagetkan Meldixie, mereka sudah berjalan beriringan meninggalkan halaman rotunda menuju koridor gedung lama.
“Oh... apa itu?, maaf dari kemarin aku mabuk euforia karena jadwal inagurasi ini, berita apa memangnya?”
“Professor Adibar meninggal semalam.” Synathria menekan suaranya sedemikian dalam, seolah takut ada yang menguping pembicaraan mereka.
“APAAA? ...... Professor Natticulo Adibar dari Bancoursa? ....... Semalam? Kenapa? Tak mungkin.... masa kantor berita Lonal Universe tidak mengabarkannya....” terengah-engah Meldixie menahan nafas dan mengurangi volume suaranya melihat Synathria menempelkan telunjuk di atas bibirnya.
“Masih dirahasiakan, Professor Sancturia tidak menginginkan berita ini tersiar sebelum pembunuhnya terungkap.”
“Pembunuh? Apa maksudmu? Professor Adibar dibunuh? Untuk apa?...” lagi-lagi suara Meldixie tercekik melihat mata Synathria yang mendelik menyuruhnya menahan diri.
“Bisa lebih tenang sedikit tidak? Sengaja kau kuberitahu karena kupikir kau sebentar lagi akan menerima inagurasi, kita akan bersaudara, tapi kalau kau tak mampu mengontrol diri lebih baik nanti saja kau kuberitahu, setelah kau mengucap sumpah di inagurasi.”
“Oh... jangan begitu Synathria, aku mohon maaf, hanya terkejut saja. Jadi ini masih rahasia Lonal Universe, tapi kenapa harus merahasiakannya? Bukankan kalau diumumkan keluar semua pihak bisa membantu mencari siapa pembunuh Professor Adibar? Meldixie mencecar Synathria.
“Justru itu, Professor Sancturia curiga, orang dalamlah yang membunuhnya....”

 ******